Sejarah Blang Baro



Gampong Blang Baro adalah suatu wilyah yang daratannya hampar (datar) dan alamnya sangat subur dan sangat cocok untuk dijadikan tempat bercocok tanam baik itu tanaman palawija maupun tanaman perkebunan lainnya, karena pada waktu itu orang yang mendiami wiyalah ini sangat sedikit sehingga banyak lahan yang ada di wilayah ini masih menjadi hutan. Menurut sumber mengatakan bahwa pada zaman dulu banyak orang yang berdatangan untuk mencari wilayah atau seuneubok, dimana mereka bisa membuka lahan untuk tempat bermukim dan bercocok tanam, jadi kira-kira lebih kurang pada tahun 1925 M datanglah sekelompok orang yang berasal dari Trieng Gadeng wilayah Pidie dan sampailah mereka di wilayah Gampong Blang Baro yang sekarang kita kenal. Selanjutnya rombongan tersebut ada yang sebagian menetap di wilayah ini (Gampong Blang Baro) dan ada pula yang melanjutkan perjalanannya sampai ke daerah Selatan Aceh. Dan salah seorang dari rombongan tersebut yang singgah dan menetap untuk membuka seuneubok bersama orang pribumi di wilayah ini adalah salah seorang yang bernama TGK.IDRIS. Karena sosok seorang Tgk Idris adalah orang yang mengetahui ilmu Agama (‘Alim) sehingga sepakat masyarakat yang ada di wilayah ini pada saat itu untuk mengangkat sebuah nama Daerah ini, yang bernama TRIENG GADENG  untuk menghormati sang Ulama yang berada di tengah-tengah masyarakat pada saat itu, maka nama tersebut diambil dari nama tempat daerah asal Tgk. Idris, lebih kurang pada tahun 1930 M, dan wilayah Trieng Gadeng pada saat itu bergabung bersama dengan wilayah Tanoh Anou, Pulo Tinggi dan Pasie Jeut dibawah kepemimpinan PEUTUA yang bernama SARÖNG.

Seiring dengan waktu yang berjalan kira-kira pada tahun 1941 M Trieng Gadeng (Memekarkan) melepaskan diri dari wilayah Tanoh Anou untuk berdiri sendiri, dan Gampong Trieng Gadeng masih bergabung dengan Gampong Pulo tinggi (yang sekarang menjadi wilayah Kecamatan Pasie Raya) dan Pasie Jeut (yang sekarang menjadi wilayah Gampong Pasie Geulima Kecamatan Teunom) kemudian kira-kira pada tahun 1944, Trieng Gadeng juga memekarkan diri dari kedua wilayah ini untuk berdiri sendiri, dan Trieng Gadeng yang sudah berdiri sendiri ini wilayahnya juga masih di pimpin oleh Peutua yang bernama SARÖNG dan Tgk. Akop (Kali Akop) lebih kurang pada tahun 1950 M. Dan Setelah nama jabatan kepemimpinan Peutua berganti dengan nama jabatan kepemimpinan Geutjhik. Dan Geutjhik Gampong Trieng Gadeng yang pertama pada Tahun 1951 M, adalah dijabat oleh orang yang bernama ARSYAD atau yg lebih dikenal dengan sebutan (Geutjhik Syad). Dalam masa kepemimpinan Geutjhik Arsyad tersebut Trieng Gadeng juga membagikan/membuka areal persawahan baru untuk garapan masyarakat petani. Karena keadaan masyarakat pada saat itu sangat mudah terpancing emosi sehingga sering sekali terjadi perkelahian bahkan saling serang-menyerang menggunakan senjata tajam antar sesama masyarakat. Dan dengan adanya pembukaan lahan persawahan baru tersebut di wilayah Gampong trieng Gadeng sehingga mufakat ( musyawarah) seluruh masyarakat Gampong Trieng Gadeng untuk mencari sebuah nama baru pengganti nama Trieng Gadeng, maka masyarakat pada waktu itu mengadakan sebuah upacara dengan penuh adat istiadat pada saat itu dengan mengundang seorang Ulama yang berketurunan SAYED yaitu HABIB MANDO. Seiring dengan Acara (Peusijuek lahan) atau memulai kerja penggarapan Areal sawah baru maka Habib Mando menggantikan Nama Gampong Trieng Gadeng dengan sebuah Nama Baru yaitu GAMPONG BLANG BARO kira-kira pada Tahun 1969 M. Dan sampai dengan sekarang tersebutlah Nama Gampong Blang Baro.

Demikianlah sekilas sejarah singkat tentang asal-usul terbentuknya Gampong Blang Baro.




Blang Baro

Alamat
Jln, Teunom – Pasie Raya Dusun Masa Jaya Gampong Blang Baro, Km. 03 Kode Pos 23653
Phone
HP. 0852 7787 6348
Email
[email protected]
Website
blangbaro.sigapaceh.id

Kontak Kami

Silahkan Kirim Tanggapan Anda Mengenai Website ini atau Sistem Kami Saat Ini.

Total Pengunjung

16.120